teks

Hidup sebagai muslim sejati dengan Allah yang selalu di hati

Senin, 07 Maret 2011

Sebuah sekolah , ribuan cerita

   Kawan, alhamdulillah kita masih bisa bertemu lagi. Kali ini aku ingin sedikit berbagi tentang perasaan pribadi yang kualami di akhir-akhir ini. Kawan, memang waktu itu tidak bisa di ajak kompromi. Di saat-saat duka datang, tak bisa kita mempercepat waktu untuk melewatinya. Begitu pula dengan kesenangan dan kebahagiaan, inginnya waktu berjalan lambat di waktu ini, bahkan sesekali ingin rasanya waktu ini berhenti di saat-saat bahagia datang.Namun, mimpi rasanya bila semua itu terjadi. Tentunya Sang pencipta dan Penguasa ,Allah azzawazala lah yang dapat melakukan semua hal itu.

   Saya kini hanya bisa tersenyum, mengenang semua hal yang terjadi pada diri ini. Masa-masa SMA yang indah bagaikan sunset d Kuta Bali, sejuk seperti hawa pegunungan puncak Bogor, dan takkan terlupakan seperti halnya berdiri di puncak menara Eifel. Tiga tahun lamanya aku menimba ilmu di sini , di MAN 1Garut.  Tak tahu siapa orang yang pertama kali kukenal disini, kapan ku menginjakkan kaki disini, dan dimanakah tempat yang pertama kali kudatangi di sini. Dan kini aku dihadapkan dengan sebuah reaksi dari sebuah aksi. Sebuah perpisahan yang ada karena sebuah pertemuan. Sungguh merupakan kenyataan yang tak bisa ku pungkiri lagi, perpisahan yang hanya dengan menghitung hari pasti akan terjadi.

  Ribuan kisah telah kualami di sekolahku ini, sedih dan perih sampai tawa dan bahagia. Menjadi pelengkap di hidupku ini. Kisah cinta yang menggetarkan hati, persahabatan yang menyejukkan batin. Keduanya ada, dan ikut menghiasai jendela hati yang rapuh ini. Rasanya akan selalu kurindukan semua ini. Bangku dan kursi reyot dari kayu berwarna coklat yang dihiasi dengan hiasan alami coretan tinta khas seorang siswa, bayangan sebuah bisikkan yang terdengar saat menghadapi ulangan, wajah tegang anak-anak ketika ujian yang mereka anggap sebuah musibah, White board dan Black board yang selalu setia berdampingan dan menerima sentuhan halus seorang guru dengan senjata ampuhnya"Boardmarker", dan tak lupa pula dua buah foto yang siapapun warga negara Indonesia pasti sudah tak asing dan terlalu sering melihat wajahnya, merekalah presiden dan wakil presiden. Dengan ditemani seekor burung garuda diantara keduanya mereka selalu tersenyum melihatku. Disaat sedang mengobrol, mengerjakan tugas, mendengarkan penerangan guru, bahkan di saat aku sedang menyontek pun dia seakan melihatku , dan masih tersenyum. Mungkin senyumnya mereka adalah senyuman seseorang yang terheran-heran melihat anak bangsanya berperilaku buruk dan picik seperti aku ini.

   Semuanya memang akan terkenang, dan akan selalu terkenang. Dalam hidup ini, sampai saat senja yang akan datang kelak. Semoga semua yang kulakukan disini Allah selalu meridhainya. Dan juga ilmu yang saya dapatkan disini, semoga mendapatkan berkah darinya..... amiiin


1 komentar: